Mungkin banyak di antara fesbuker yang mempunyai akun FB lebih dari satu, termasuk saya sendiri. Motifasinya berbeda-beda, kalau saya sendiri hanya untuk penyegaran saja, saya ingin coba merasakan gimana rasanya berada di luar komunitas saya (ga nyari jodoh ya)? Sekaligus mensyiarkan agama. Ya, dimana pun saya berada di dunia maya ini, saya tak lupa mensyiarkan Islam. saya ingin apa yang saya ketahui agar diketahui juga oleh orang lain supaya semua tercerahkan. Katakanlah dakwah kecil-kecilan.
Tapi ternyata tak segampang yang dikira. Alih-alih menyadarkan, malah diri sendiri yang terbawa tingkah laku mereka :D. Ada sih status-status nasehat/religi yang saya update, tapi tenggelam disapu dengan status-status alay, keluh kesah dan status tak jelas mereka. Beneran stres sendiri saya jadinya, hehe..
Ketawa ada, gemes ada, miris juga ada kalau ngebaca status-status mereka. Ada yang bikin status sakit kepala, bayangkan sakit kepala aja bisa bikin status. Begini bunyi statusnya:
"Ya Allah sakit ny kepala ku ini. Allah hambar saakkiiit ny"
Saya coba bayangkan dia ini menderita sakit kepala sambil mencat-mencet keypad HP bikin status. Gimana bayangan anda? Kalau saya ngebayanginnya ya geli sendiri aja, lha sakit luar biasa tapi sempat-sempatnya bikin status di FB? Mungkin barangkali dia ingin agar teman-teman FBnya mengetahui dan turut merasakan apa yang ia derita.
Ada juga yang bikin status tentang keberatan dirinya terhadap cuaca.
Panas sekali cuaca hari ini, sakit kepalaku dibuatnya
atau
Ah mendung, galau awak (aku) jadinya!
Kalau yang ini tak habis-habisnya merepet. Panas salah, mendung pun salah, hujan juga salah.
Ada yang lebih aneh lagi. Ketika dia hendak makan, sempat-sempatnya dia memfoto nasi dan lauk yang hendak dia makan dan diupload ke Facebook untuk dibikin status. Mau makan, ya makan saja, kenapa juga harus repot difoto dan dishare ke publik?
Ada yang patah hati, kasmaran, ada yang galau dan marah-marah, terus dituangkan via status FB, padahal yang dimarahi ga baca status dia. Jadi apa gunanya? Parahnya kesemua status-status ini dilike ramai-ramai. Gila men, ada yang ampe ratusan jumlah jempolernya? Ck.ck.ck..
Banyak lah status GaJeBo yang lain. Ga usah disebutlah satu per satu ya? Yang pasti kesemuanya ini memenuhi beranda FB-ku. Belum lagi nama-nama Alay mereka yang bikin sakit mata melihatnya. Ampun daaah, nyerah, saya ga nyaman berada dalam suasana seperti itu.
Ketika saya log out dari sana dan log in ke akun utama saya, terasalah perbedaannya. Kalau tadi dipenuhi oleh status-status yang tak jelas, tiba di sini terasa benar status-status yang berarti, menambah semangat, menambah wawasan. Terasa sehat mata melihatnya :D
Saya teringat dengan teman FB saya, dia pernah berkata dalam statusnya: Orang yang sering update status di FB itu sama saja dengan orang yang berbicara kepada dirinya sendiri, dan itu termasuk dari kelainan kejiwaan. Begitu komentar teman tersebut. Tentu saja itu pengecualian buat para aktifis dakwah, para ustadz, dan orang-orang yang sering berbagi status agama dan status yang bermanfaat lainnya. Komen saya: Benar ni teman!
Akhirnya saya putuskan untuk aktif di satu akun saja, boro-boro mau mencerahkan/ menyadarkan orang, lha malah hanyut dengan status yang tak jelas :D. Benar kata Ustad Felix Siauw, komunitas/lingkungan kita membentuk jati diri kita. Kalau alay komunitasnya, ya bisa-bisa kita akan ikutan alay juga? Sebaliknya kalau para aktifis dakwah, para ustadz, para motifator kebaikan yang ada dalam komunitas kita, insyaAllah kita merasa seperti mereka. Kita akan mendapat energi yang sehat, wawasan bertambah, fikiran pun tercerahkan.
Saya dulu juga mungkin seperti para alayer, galauer tadi itu. Berhubung saya memaksakan diri saya dari awal untuk tak mengeluh, galau atau membuat status yang tak jelas, maka saya pun terbiasa, ditambah komunitas yang mendukung. Semuanya itu harus dipaksa agar menjadi terbiasa. Bukan malah dibiasakan.
FB itu banyak manfaatnya lho disamping mudharatnya juga. Berapa banyak yang tercerahkan dan bertambah ilmu pengetahuan agamanya karena FB? Berapa banyak yang sadar dan mendapat hidayah karena Fb? Tergantung bagaimana kita menggunakan sosmed ini. Jadi pergunakanlah dengan baik, jadikan ia bermanfaat untuk diri sendiri mau pun untuk orang banyak.
Oke lah ya cukup sekian dulu. Sebelum saya jadi semakin sok tua dan sok bijak :D. Semoga ada manfaatnya.